FKP PDAM Geruduk Sumber Kalidoh, Pelanggan Ungaran Kekurangan Air

lensawarna.tv Menanggapi keluhan para pelanggan PDAM Cabang Ungaran yang kekurangan air, perwakilan Forum Komunikasi Pelanggan (FKP) PDAM Kabupaten Semarang menggeruduk sumber Kalidoh di Kelurahan Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis (12/8/2021).

Kedatangan perwakilan pelanggan bersama Ketua FKP PDAM, Fik Aunul Haq itu bertujuan meninjau debit sumber air terbesar berada di lereng gunung Ungaran tersebut untuk mengetahui kapasitas air yang tersedia. Mereka diterima pegawai pelaksana sumber Kalidoh PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Margo.

Meski kedatangan perwakilan pelanggan sekedar melakukan peninjauan, sempat ditentang Margo dan tidak diizinkan masuk ke dalam ruang mengelolaan sumber air. Hal itu memicu perselisihan karena perwakilan pelanggan merasa tujuan baiknya dihalang-halangi.

“Bapak jangan semena-mena. Ini sumber air di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang. Kami perwakilan pelanggan Ungaran berhak melihat keberadaan sumber tersebut, seberapa besar debit airnya,” ujar Abdul Muis, Koordinator FKP PDAM Cabang Ungaran.

Margo yang semula ngotot akhirnya luluh memperbolehkan sejumlah perwakilan masuk ke dalam ruang pengelolaan sumber air Kalidoh. Di dalam bak pengelolaan terlihat air yang keluar langsung dari mata air gunung Ungaran mengalir sangat besar dan jernih.

“Ini air langsung dari gunung (Ungaran) tidak ada proses apapun di sini, sudah sangat jernih. Kemudian air kita alirkan ke bak tandon di luar sana, baru kemudian dialirkan ke pelanggan,” ujar Margo kepada FKP.

Dijelaskan, debit air dari sumber Kalidoh dialirkan untuk kebutuhan pelanggan sekitar 116 liter per detik. Selain itu, di bak tampung sumber mata ada sekitar 39 liter per detik. Diperkirakan seluruh debit yang keluar dari sumber air Kalidoh sekitar 155 liter per detik.

“Sumber mata air Kalidoh di sini (Ungaran, red) dikelolah PDAM Kota Semarang, saya ditugaskan menjaga sumber ini sudah 15 tahun. Kalau mau protes mengapa air dikelola PDAM Kota Semarang bukan PDAM Kabupaten Semarang, bukan kewenangan saya menjelaskan, silahkan ke kantor (PDAM Kota Semarang, red),” tandas Margo.

Setelah meninjua sumber Kalidoh perwakilan pelanggan yang datang bersama beberapa warga sekitar dan sejumlah lembaga pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Semarang, menyampaikan kepada Margo agar kedatangannya disampaikan kepada pejabat PDAM Kota Semarang.

“Kami datang sekedar meninjau seberapa debit airnya. Ternyata sangat besar dan jernih. Sampaikan kepada pak Dirut (PDAM Kota Semarang, red), kami pelanggan Ungaran kekurangan air. Persoalan ini menyebabkan air di tempat kami mengalir tidak selalu ajeg, sebagian wilayah bahkan mengalir 2-3 hari sekali,” ujarnya kepada Margo.

Menurut Fik sangat tidak etis dan dzalim sumber mata air di wilayah Ungaran justru yang mengelola dan memegang hak penuh ternyata daerah lain (PDAM Kota Semarang, red). Apapun alasan maupun bagaimana dulu kerja sama dibuat, sumber daya alam (SDA) di wilayah suatu daerah adalah hak daerah tersebut untuk mengelola.

“Kami meminta PDAM Kota Semarang terbuka mata batinnya mari kita bicara rasa keadilan, kami sudah lama menderita kekurangan air. Dari keterangan kita dapat, seluruh debit air Kalidoh dikelola PDAM Kota Semarang, PDAM Kabupaten Semarang hanya diberi kompensasi sekitar 20 persen, itu pun sering kali tidak sampai segitu,” tegasnya.

Ditambahkan Fik, potensi sumber air dipunyai PDAM Kota Semarang saat ini bertambah besar setelah pengelolaan air waduk Jatibarang Kota Semarang dioperasikan untuk air bersih. Ia meminta segera diadakan pembincaraan kedua belah pihak PDAM Kota dan Kabupaten untuk mereview pembagian sumber Kalidoh secara adil dan beradab.

“Kami menuntut kedua belah pihak segera melakukan pembicaraan mereview pembagian air secara adil dan benar. Kami segera melakukan audiensi dengan DPRD Kabupaten Semarang untuk mengadukan masalah ini,” tambahnya. (facebook media info kota semarang dan sekitarnya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini