Pernah merasa hanya segelintir orang yang benar-benar bekerja saat menyelesaikan tugas kelompok? Bisa jadi Anda sedang menghadapi fenomena social loafing, yaitu kecenderungan seseorang untuk mengurangi kontribusinya ketika berada dalam tim, dibanding saat bekerja secara individu.
Perilaku ini kerap muncul karena individu merasa bahwa tanggung jawab bisa dibagi ke anggota tim lainnya, atau meyakini tugasnya tidak berdampak besar terhadap hasil akhir kelompok.
Mengapa Social Loafing Bisa Terjadi?
Fenomena ini tak terbatas di satu lingkungan saja. Mulai dari ruang kelas, kantor, hingga aktivitas organisasi, social loafing bisa muncul. Berikut beberapa penyebab umum yang memicu perilaku ini:
- Minimnya Motivasi Pribadi
Tanpa dorongan dari dalam diri, seseorang akan sulit terlibat aktif dalam kerja tim. Ketika seseorang tidak merasa memiliki tujuan yang jelas, partisipasinya pun menjadi minim. - Rasa Tanggung Jawab yang Lemah
Individu dengan tingkat tanggung jawab rendah cenderung menganggap tugasnya tidak penting. Akibatnya, ia menyerahkan sepenuhnya pekerjaan kepada anggota lain. - Jumlah Anggota Terlalu Banyak
Dalam kelompok besar, seperti tim beranggotakan lebih dari 10 orang, seseorang lebih mudah “bersembunyi” dan merasa kontribusinya tidak diperhatikan, yang memicu kemalasan kolektif. - Pengaruh Dinamika Kelompok
Ketika seseorang tergabung dalam tim yang kurang produktif, motivasinya ikut menurun. Ironisnya, saat masuk ke kelompok ambisius, ia juga bisa kehilangan semangat karena merasa tidak sebanding dengan kemampuan anggota lain. - Perbedaan Gaya Kerja
Ketidaksesuaian ritme kerja antar anggota tim bisa menyebabkan frustrasi dan akhirnya membuat seseorang menarik diri dari tanggung jawabnya.
Dampak dan Solusi Mengatasi Social Loafing
Social loafing bisa merugikan produktivitas tim secara keseluruhan. Maka, penting bagi pemimpin tim dan sesama anggota untuk mengenali gejala ini sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat.
Strategi yang bisa diterapkan antara lain:
- Membentuk kelompok dengan anggota yang tidak terlalu banyak
- Menetapkan tanggung jawab yang jelas untuk tiap anggota
- Membuat aturan kerja dan standar performa sejak awal
- Memberikan apresiasi bagi anggota yang aktif dan bertanggung jawab
- Melakukan evaluasi rutin terhadap kontribusi individu
- Melibatkan pelaku social loafing dalam diskusi personal untuk memahami akar masalahnya
Jika setelah upaya-upaya tersebut tidak ada perubahan, ada baiknya mengadakan komunikasi lebih mendalam untuk mengetahui apakah ada persoalan pribadi yang memengaruhi performa anggota tersebut.