Kendal (Sigijateng.id) – Puluhan hektare tanaman padi di Kelurahan Banyutowo, Kabupaten Kendal, mengalami kerusakan berat akibat banjir rob yang terus-menerus menerjang kawasan tersebut. Kondisi ini membuat hasil panen merosot drastis, bahkan sebagian lahan dipastikan puso atau gagal panen total.
Gunarto, petani setempat, menyebut banjir rob yang merendam wilayah utara Banyutowo telah berlangsung selama satu dekade, membuat sawah tidak lagi bisa ditanami. Adapun lahan di bagian selatan masih dapat ditanami padi, namun sejak lima tahun terakhir juga kerap terendam rob pada waktu tertentu.
“Kalau padi kena rob ya pasti rusak, jadi airnya harus kami sedot pakai pompa,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).
Ia menambahkan, hasil panen terus menurun akibat genangan air asin tersebut. Pada kondisi normal, satu hektare sawah bisa menghasilkan enam hingga tujuh ton gabah. Namun kini hasilnya hanya sekitar empat ton per hektare. “Sekarang satu hektare paling cuma empat ton karena sering tergenang,” kata Gunarto.
Petani lain, Mukidat, berharap pemerintah daerah memberi keringanan pajak bagi lahan sawah yang tidak lagi produktif akibat rob berkepanjangan. “Saya minta pembebasan pajak. Sudah lama sawah ini tidak bisa ditanami,” pintanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, menjelaskan bahwa penanganan banjir rob membutuhkan biaya besar sehingga pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri.
“Tiap tahun rob makin tinggi. Penanganannya butuh anggaran besar, jadi harus dilakukan bersama-sama dan membutuhkan dukungan dana dari pusat,” jelasnya.





































