TPA Jatibarang Disiapkan Jadi Proyek Percontohan Nasional Pengolah Sampah Jadi Energi Listrik

Semarang (Kilnas.com) – Kota Semarang semakin dekat untuk menjadi percontohan nasional dalam pembangunan instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Proyek strategis ini merupakan bagian dari program nasional pengelolaan sampah modern yang sekaligus mendukung transisi menuju energi ramah lingkungan.

TPA Jatibarang dipilih sebagai salah satu lokasi pilot project di wilayah Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, dan Purwodadi). Dengan pasokan sampah mencapai 1.000 ton per hari, lokasi ini dinilai memiliki potensi besar untuk diubah menjadi sumber energi listrik berkelanjutan.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menegaskan komitmennya untuk mendorong kesiapan daerahnya dalam mendukung program nasional tersebut.

Pemkot Semarang siap mendukung penuh program yang dicanangkan Presiden Prabowo. PSEL ini menjadi solusi pengelolaan sampah modern sekaligus cara menghasilkan energi listrik bagi masyarakat,” ujarnya.

Menurut Agustina, keberadaan PSEL akan memperkuat sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Semarang dan kawasan sekitarnya. Untuk mendukung program tersebut, Pemkot telah menyiapkan sejumlah langkah perbaikan di TPA Jatibarang yang masuk prioritas tahun 2026.

Beberapa di antaranya meliputi peningkatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), penguatan sanitary landfill, pembangunan instalasi gas metana, hingga mitigasi potensi kebakaran di area TPA.

“Kami berharap setelah kedatangan tim dari pemerintah pusat, pembangunan proyek ini bisa segera dimulai,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Firdaus Alim Damopoli, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Kementerian Keuangan, Danantara, dan PLN telah melakukan verifikasi lapangan di lokasi pembangunan PSEL.

Hasil pengecekan menunjukkan bahwa lahan di TPA Jatibarang sesuai dengan RTRW Kota Semarang dan strategis untuk menampung serta mengelola sampah dari berbagai wilayah sekitarnya.

“Timbulan sampah sudah mencukupi sekitar 1.000 ton per hari. Selain itu, lokasi sumber air untuk kebutuhan operasional juga sangat dekat, hanya sekitar 660 meter dari titik utama,” jelas Firdaus.

Ia menambahkan, hasil verifikasi lapangan tersebut akan menjadi dasar pembahasan dalam rapat terbatas tingkat nasional, dengan target pelaksanaan proyek pada tahun depan.

“Kota Semarang telah menunjukkan kesiapan menjadi model pengelolaan sampah terintegrasi berbasis energi. Kami siap mendukung penuh, mulai dari pendampingan teknis, penyusunan dokumen lingkungan, hingga koordinasi lintas sektor,” tegasnya.

Firdaus juga berharap, keberhasilan proyek ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan sistem pengelolaan sampah modern yang efisien dan ramah lingkungan, sejalan dengan visi nasional menuju zero emission 2050.

“PSEL Semarang diharapkan menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu bertransformasi menuju ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon tanpa mengesampingkan tanggung jawab sosial,” pungkasnya.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini