SEMARANG – Dalam upaya menjaga kestabilan harga sekaligus memastikan ketersediaan pangan di tengah tren kenaikan harga beras dan sejumlah komoditas, Pemerintah Kota Semarang bersama Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di 1.530 RW se-Kota Semarang, Minggu (10/8/2025).
Acara pembukaan dipusatkan di Lapangan Sepak Bola Bumirejo, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik. Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Semarang Agustina, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Andi Reina Sari, Ketua Perum BULOG Cabang Semarang Rendy Ardiansyah, jajaran OPD Pemkot Semarang, pelaku usaha pangan, hingga UMKM lokal.
BULOG menyalurkan 15.149 paket beras SPHP ukuran 5 kg—total 75,745 ton—ke seluruh titik GPM. Di Pudakpayung, warga juga bisa mendapatkan kebutuhan pokok seperti bawang merah, bawang putih, minyak goreng, serta produk UMKM khas Semarang mulai dari bandeng presto, otak-otak, jamu tradisional, hingga aneka jajanan pasar dengan harga ramah di kantong.
Wali Kota Agustina menegaskan GPM dan Kempling Semar (Ketahanan Pangan Keliling Semarang) bukan sekadar kegiatan seremonial.
“Ini bagian dari strategi jangka panjang menjaga ketahanan pangan, melindungi daya beli warga, dan menciptakan stabilitas harga. Kuncinya adalah konsistensi dan inovasi,” tegasnya.
Deputi BI Jateng, Andi Reina Sari, menyebut inflasi Kota Semarang pada Juli 2025 tercatat 0,23% (month-to-month), dengan bawang merah dan beras sebagai dua dari lima komoditas utama penyumbang inflasi. Menurutnya, kolaborasi pemerintah, BI, BULOG, dan pelaku UMKM krusial untuk memastikan pasokan aman serta harga terkendali sebelum terjadi lonjakan harga yang lebih besar.
Kota Semarang sendiri berhasil menekan inflasi dari 22% menjadi 6,7% dalam setahun terakhir—prestasi yang mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah Achmad Luthfi dalam High Level Meeting TPID Juli lalu. Keberhasilan itu ditopang program inovatif seperti Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman), BUMP Lumpang Semar Sejahtera yang mempersingkat rantai distribusi, serta delapan armada Kempling Semar yang rutin melayani empat titik RW setiap hari.
Bagi warga, GPM memudahkan akses pangan sehat dan murah di lingkungan terdekat sekaligus meringankan beban pengeluaran. Bagi UMKM, ini menjadi ajang promosi dan memperluas pasar. Sementara bagi pemerintah, program ini efektif untuk mengendalikan inflasi dan memperkuat distribusi pangan hingga tingkat RW.
“Ini bagian dari strategi jangka panjang menjaga ketahanan pangan, melindungi daya beli warga, dan menciptakan stabilitas harga. Kuncinya adalah konsistensi dan inovasi,” tegasnya.
Kalau mau, saya bisa buatkan versi judul yang lebih tajam dan bernuansa human interest supaya pembaca langsung tertarik membukanya.