Gerakan Literasi Kendal, Tukar Layar Gadget dengan Pensil Warna

Kilnas.com – Di tengah kekhawatiran akan meningkatnya kecanduan gadget pada anak-anak, berbagai upaya untuk menumbuhkan kembali minat baca terus digalakkan.

Salah satunya datang dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Genzi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang menggelar lomba mewarnai gratis sebagai media edukatif sekaligus rekreatif bagi anak-anak.

Bertempat di Kalireyeng, Desa Kebondalem, Kendal, puluhan anak-anak tampak antusias mengikuti lomba yang mengusung tema

“Aku Suka dan Aku Bisa”. Kegiatan ini dibagi menjadi dua kategori usia, yakni usia 3–6 tahun dan 7–10 tahun. Selain menyalurkan kreativitas melalui warna, acara ini dirancang untuk memperkenalkan anak-anak pada dunia buku, budaya membaca, dan sejarah lokal sejak dini.

“Kegiatan ini bukan sekadar lomba, tapi juga ajang edukasi. Kami ingin anak-anak belajar mencintai buku dan sejarah daerah mereka dengan cara yang menyenangkan,” ujar Khalyun Dwi Kusumaningrum, Ketua TBM Genzi.

Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya diselenggarakan oleh TBM Genzi semata. Acara turut melibatkan Perpustakaan Daerah Kendal melalui layanan perpustakaan keliling, serta komunitas Read Aloud Kendal. Kolaborasi ini menciptakan suasana kegiatan yang lebih hidup, berwarna, dan edukatif.

Setelah lomba mewarnai usai, anak-anak tidak langsung pulang. Mereka diajak berinteraksi langsung dengan buku-buku bacaan yang tersedia di perpustakaan keliling. Aktivitas ini menjadi momen penting untuk menanamkan kebiasaan membaca sejak usia dini.

Tak hanya itu, anak-anak juga dikenalkan dengan kisah Tumenggung Bahurekso, Bupati pertama Kabupaten Kendal, melalui monolog interaktif yang dibawakan oleh Hatta Lovanazetta.

Penyampaian cerita sejarah lokal dengan gaya teatrikal membuat anak-anak tampak tertarik dan terlibat secara aktif.

Acara kemudian ditutup dengan sesi membaca bersama yang dipandu oleh Kak Atiek, relawan dari komunitas Read Aloud Kendal.

Di sesi ini, anak-anak diajak menyimak cerita dengan cara yang menyenangkan, sambil tetap melatih daya imajinasi dan pemahaman bahasa mereka.

Dalam era digital yang serba cepat dan serba layar, keberadaan kegiatan literasi seperti ini menjadi angin segar. Banyak anak-anak saat ini lebih akrab dengan layar gadget dibanding halaman buku, sehingga dibutuhkan pendekatan kreatif agar buku tetap relevan dan menarik.

“Kami ingin menciptakan ruang aman, menyenangkan, dan mendidik bagi anak-anak di tengah derasnya arus digitalisasi. Dengan kegiatan seperti ini, kami berharap bisa membentuk generasi Kendal yang cerdas, kreatif, dan memiliki kecintaan terhadap sejarah serta budaya lokal,” jelas Khalyun.

TBM Genzi merancang kegiatan serupa untuk menjadi agenda tahunan. Harapannya, lomba mewarnai dan aktivitas literasi yang menyertainya dapat menjadi pintu masuk dalam membangun budaya membaca di kalangan anak-anak Kendal.

Melalui pendekatan menyenangkan seperti ini, TBM Genzi membuktikan bahwa literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga tentang membangun karakter, imajinasi, dan identitas generasi muda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini