SEMARANG (Kilnas.com) – Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) di kawasan Kota Lama Semarang resmi dibuka kembali pada Minggu (7/9) setelah menjalani proses rehabilitasi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Ini adalah berkah besar bagi kita semua bisa berada di bangunan bersejarah ini. Gereja Blenduk bukan sekadar tempat ibadah, melainkan simbol kebanggaan, toleransi, serta keberagaman masyarakat Semarang,” ujar Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, dalam peresmian.
Restorasi bangunan cagar budaya tersebut menelan biaya Rp28 miliar dengan waktu pengerjaan sekitar satu tahun. Iswar mengakui, prosesnya cukup kompleks karena berbeda dengan membangun gedung baru.
“Merestorasi bangunan heritage memiliki tantangan tersendiri. Ada aturan hukum dan teknis yang harus ditaati, serta diperlukan ketelitian tinggi dengan melibatkan banyak pihak,” jelasnya.
Bangunan berarsitektur kolonial yang berusia 272 tahun ini dikenal sebagai ikon utama Kota Lama. Hampir setiap wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut selalu menyempatkan diri berfoto di depan gereja berkubah megah itu.
“Siapapun yang melewati Kota Lama pasti terpesona dengan Gereja Blenduk. Tak sedikit wisatawan menjadikannya latar belakang foto kenangan,” tambah Iswar.
Dalam lima tahun terakhir, revitalisasi Kota Lama mendorong lonjakan signifikan jumlah kunjungan wisatawan. Sejak 2019, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Lama bahkan melampaui pengunjung Candi Borobudur, destinasi andalan Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Iswar menegaskan Gereja Blenduk bukan hanya penting dari aspek sejarah dan pariwisata, tetapi juga menjadi simbol kuat kerukunan.
“Selama 272 tahun berdiri, gereja ini bukan hanya tempat pertemuan umat dengan Tuhannya, melainkan saksi perjalanan kota Semarang. Bangunan ini mengingatkan kita bahwa pembangunan harus berjalan seiring dengan pelestarian sejarah,” tuturnya.
Iswar pun mengajak masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian ikon heritage ini.
“Mari kita rawat bersama, bukan hanya fisiknya, tapi juga semangat toleransi dan persaudaraan yang dipancarkan dari tempat ini. Semoga Gereja Blenduk terus menjadi simbol harmoni bagi Kota Semarang,” pungkasnya.