Dewan Dukung Upaya Ketahanan Pangan di Semarang

SEMARANG (kilnas.com) – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam menjaga ketahanan pangan mendapat respons positif dari para legislator. Salah satunya dari Suharsono, Sekretaris Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang.

Suharsono menyatakan, mendukung gagasan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam penguatan ketahanan pangan di Ibu Kota Jawa Tengah.

“Kalau program penguatan ketahanan pangan saya kira kami mendukung,” kata Suharsono ditemui di Balai Kota Semarang, baru-baru ini.

Menurutnya, Semarang sebagai kota metropolitan yang mempunyai lahan terbatas dapat menunjukkan keunggulan sektor pertanian.

Keikutsertaan Kota Semarang dalam menguatkan ketahanan pangan nasional ini sekaligus mengedukasi dan menggiring kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan lahan dengan baik.

“Karena Semarang ini lahan pertanian dan peternakannya tidak banyak, maka harus spesial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lahan di lingkungannya bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Dia menyebut, masyarakat sekarang ini telah memahami pentingnya ketahanan pangan. Dalam pantauannya di sejumlah kelurahan, masyarakat telah memanfaatkan lahan terbatas untuk menanam tanaman pangan.

“Bisa menanam hidroponik atau tanaman pangan yang dimanfaatkan masyarakat. Saya kira itu spesial,” ujarnya.

Kesadaran masyarakat tersebut, kata Suharsono, tak lepas dari masifnya sosialisasi, edukasi, dan pendampingan yang dilakukan Pemkot Semarang.

“Pada tahun ini sudah diusulkan Perda tentang Pertanian Perkotaan, kami support Kota Semarang punya hal spesial,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Mualim, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang. Menurutnya beberapa program yang dicanangkan Pemkot Semarang dalam upaya menjaga ketahanan pangan dinilai sudah positif, namun perlu ada kreasi lagi.

“Apa yang sudah dilaksanakan Pemkot Semarang sudah bagus, seperti urban farming, Pak Rahman, dan program lainnya. Pada tahun 2024 ini, karena ancaman krisis pangan dunia masih menghantui, saya berharap ada kreasi yang lebih. Misal, memanfaatkan aset-aset tak produktif Pemkot Semarang, agar bisa dipakai oleh masyarakat untuk pertanian atau aktivitas lain yang positif,” tandasnya.(red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini