Di era globalisasi saat ini, kemampuan berbicara lebih dari satu bahasa menjadi keuntungan besar. Selain memperluas wawasan budaya, mempelajari bahasa asing juga dapat membuka peluang karier yang lebih luas, meningkatkan daya ingat, serta memperkuat keterampilan komunikasi.
Bahasa Inggris, misalnya, menjadi bahasa internasional yang banyak dipelajari karena digunakan di berbagai bidang, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga hiburan. Selain itu, ada pula beberapa bahasa yang relatif lebih mudah dikuasai, seperti Spanyol, Prancis, dan Indonesia. Struktur tata bahasa yang sederhana serta banyaknya sumber belajar menjadikan bahasa-bahasa ini populer di kalangan pelajar bahasa.
Namun, ada juga bahasa yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, sehingga memerlukan usaha ekstra untuk menguasainya. Meskipun menantang, bahasa-bahasa berikut menawarkan manfaat besar, termasuk meningkatkan daya saing di dunia kerja.
Bahasa Tersulit di Dunia yang Butuh Usaha Ekstra
1. Bahasa Mandarin
Mandarin dianggap sebagai salah satu bahasa tersulit di dunia. Menurut Foreign Service Institute (FSI), dibutuhkan sekitar 2.200 jam pembelajaran intensif untuk mencapai tingkat kefasihan tinggi. Kesulitan utamanya terletak pada sistem penulisan yang terdiri dari ribuan karakter serta nada yang memengaruhi makna kata. Meski sulit, menguasai Mandarin memberikan keuntungan besar, terutama dalam peluang bisnis dan karier.
2. Bahasa Jepang
Bahasa Jepang telah berkembang selama lebih dari 2.500 tahun dan kini memiliki lebih dari 125 juta penutur. Bahasa ini menggunakan tiga sistem tulisan, yaitu Kanji, Hiragana, dan Katakana. Hiragana dan Katakana relatif lebih mudah dipelajari, tetapi Kanji yang berasal dari aksara Tionghoa memiliki ribuan karakter yang harus dihafal.
3. Bahasa Korea
Popularitas budaya Korea melalui musik dan drama telah mendorong banyak orang untuk belajar bahasa ini. Meskipun alfabet Hangeul hanya terdiri dari 24 huruf dan lebih mudah dibandingkan aksara sebelumnya, tata bahasa Korea tetap menjadi tantangan bagi pemula. Beberapa huruf ditulis dari kiri ke kanan, sementara yang lain dari atas ke bawah, menambah kompleksitasnya.
4. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa resmi di 25 negara dan tetap bertahan sejak berabad-abad lalu karena digunakan dalam kitab suci Al-Qur’an. Bahasa ini memiliki sistem penulisan dari kanan ke kiri dan tidak menggunakan alfabet Latin. Selain itu, vokal dalam bahasa Arab dapat mengubah makna kata jika tidak diucapkan dengan benar.
5. Bahasa Rusia
Bahasa Rusia adalah salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbesar di dunia dan juga merupakan bahasa resmi PBB. Bahasa ini menggunakan alfabet Kiril yang berasal dari Yunani. Struktur tata bahasanya cukup kompleks, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk dikuasai dibandingkan bahasa lainnya.
6. Bahasa Islandia
Sebagai salah satu bahasa Jermanik Utara tertua, bahasa Islandia tidak mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Alfabetnya memiliki 32 huruf, termasuk beberapa karakter kuno yang jarang ditemukan di bahasa lain. Meskipun memiliki kemiripan dengan bahasa Inggris, tata bahasanya jauh lebih kompleks.
7. Bahasa Polandia
Bahasa Polandia adalah bahasa resmi di Polandia dan dituturkan di beberapa negara lain. Meski menggunakan alfabet Latin, struktur tata bahasanya cukup rumit, terutama dalam penggunaan konjugasi dan pengucapan konsonan ganda yang unik.
8. Bahasa Thai
Bahasa Thai menggunakan aksara unik dengan 44 huruf konsonan, 28 vokal, serta empat tanda diakritik yang memengaruhi pengucapan kata. Selain itu, bahasa ini bersifat tonal, sehingga nada tinggi, rendah, atau naik-turun dapat mengubah arti suatu kata.
9. Bahasa Hungaria
Sebagai bagian dari rumpun bahasa Uralik, bahasa Hungaria memiliki tata bahasa yang unik dengan sistem aglutinatif, yaitu penggunaan akhiran yang ditumpuk untuk membentuk kata-kata panjang. Hal ini membuatnya sulit dikuasai oleh penutur bahasa asing.
10. Bahasa Finlandia
Berbeda dengan bahasa Denmark, Norwegia, dan Swedia yang berasal dari rumpun bahasa Jermanik, bahasa Finlandia termasuk dalam keluarga Uralik. Struktur tata bahasanya memiliki banyak perbedaan dibandingkan bahasa Eropa lainnya, termasuk penggunaan kasus gramatikal yang kompleks.
Menguasai bahasa yang sulit memang membutuhkan usaha lebih, tetapi manfaatnya sangat besar, baik dalam aspek intelektual, sosial, maupun profesional.