Semarang(kilnas.com) – Maraknya aksi bundir (bunuh diri)yang menimpa sejumlah generasi muda di Kota Semarang mendapat perhatian khusus dari kalangan dewan. Kondisi tersebut menggambarkan betapa lemahnya mental mereka terutama di kalangan generasi Z.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo mengungkapkan perlunya penguatan mental para generasi Z agar mereka menjadi generasi yang tangguh dan tidak mudah frustasi.
“Sebenarnya kalau teori pendidikan, ada learning by doing, termasuk menguatkan mental kondisi gen z seperti ini, dampaknya menjadi generasi rapuh atau kurang tangguh dan mudah frustasi,” ujar Anang.
Legislator dari Partai Golkar ini menilai, generasi Z mudah depresi jika mendapat tekanan dari orang tua atau lingkungan. Mereka mengira mengambil jalan pintas dengan melakukan hal yang di luar nalar akan menyelesaikan masalah.
“Perlu ada pusat layanan untuk melakukan skrining, tingkat depresi, atau kekuatan mental mana yang lemah dan mana yang mental baja. Harus ada identifikasi, dibutuhkan psikiater, psikolog, agar mengarah ke bundir (bunuh diri) dihilangkan,” tambah Anang.
Selain pentingnya penguatan mental, peran orang tua juga dibutuhkan dengan menjaga komunikasi antara anak dan orang tua sehingga anak merasa aman dan nyaman saat menghadapi masalah.
“ Peran orang tua juga harus diperkuat agar mereka merasa nyaman dan tidak terbebani,” tutup Anang. (adv)